Mengembangkan Kepribadian Siswa SD Melalui Kegiatan Outbound Anak
Program Outbound Anak dapat mengantisipasi beberapa hal yang menjadi kekhawatiran orang tua Btentang beberapa kasus di sekolah seperti halnya Membolos pada saat jam sekolah merupakan sikap indisipliner menjadi hal biasa.
Fenomena ini menggambarkan bahwa siswa perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua dan sekolah. Siswa SD adalah siswa yang berusia antara 6 sampai 12 tahun.
Fenomena ini menggambarkan bahwa siswa perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua dan sekolah. Siswa SD adalah siswa yang berusia antara 6 sampai 12 tahun.
Anak-anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya.
Perkembangan setiap individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lain yaitu, fisik, psikis, serta emosional, moral, dan sosial.
Perkembangan setiap individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lain yaitu, fisik, psikis, serta emosional, moral, dan sosial.
Outbound adalah kegiatan yang dilakukan di alam bebas, dengan permainan. Di dalamnya terdapat berbagai filosofi, simulasi kehidupan, olah pikir, studi kasus, bermain peran, dan praktik langsung dengan pendekatan pengalaman (experiential learning), dan penuh dengan kegembiraan. salah satunya dengan program outbound anak.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sangat dipengaruhi kepercayaan diri, kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, berkaitan erat dengan Intelegensi Emosi (Emotional Intelegence).
Pengembangan kepribadian dalam kegiatan outbond, di samping melalui permainan juga dapat melalui petualangan (adventure) dan kegiatan penuh tantangan.
Pengembangan kepribadian dalam kegiatan outbond, di samping melalui permainan juga dapat melalui petualangan (adventure) dan kegiatan penuh tantangan.
Kegiatan Outbond merupakan proses mencari pengalaman melalui alam terbuka. Kegiatan ini sudah dimulai sejak zaman Yunani kuno. Sedangkan dalam bentuk pendidikan formal, dimulai sejak 1821, ditandai dengan didirikannya Round Hill School, di Inggris.
Tetapi secara sistematik kegiatan ini baru dipopulerkan di Inggris tahun 1941.
Tetapi secara sistematik kegiatan ini baru dipopulerkan di Inggris tahun 1941.
Lembaga pendidikan outbond dibangun oleh seorang pendidik berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hahn bekerjasama dengan pedagang Inggris bernama Lewrence Holt. Kedua orang ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (adventured based education).
Dalam kegiatan pendidikan tersebut, petualangan dilakukan dengan menggunakan kapal layar kecil disertai tim penyelamat untuk mendidik pemuda pada zaman perang.
Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan kaum muda bahwa tindakan mereka membawa konsekuensi dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kasih sayang pada orang lain.
Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan kaum muda bahwa tindakan mereka membawa konsekuensi dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kasih sayang pada orang lain.
Kesuksesan lembaga tersebut dalam mendidik para pemuda, membuat lembaga pendidikan sejenis dibangun di berbagai negara, dan sampai sekarang Outward Bound School masih berkembang pesat Indonesia, Australia, Singapore, Amerika dan negara Eropa.
Di Indonesia banyak lembaga pendidikan seperti ini didirikan dengan berbagai level profesionalisme dan kelengkapan program dan peralatan. Menurut Jamaludin Ancok (2003: 3) penggunaan metode ini sudah merambah ke dalam dunia pendidikan.
Banyak lembaga pendidikan yang menerapkan metode ini dalam proses pengajaran, dan pengggunaannya dinilai memberikan konstribusi positif terhadap kesuksesan belajar.
Pendekatan dengan melalui outbound atau program outbound anak bisa digunakan untuk meningkatkan konsep diri anak-anak yang nakal, anak pecandu nakoba, dan kesulitan dalam hubungan sosial.
Metode yang sama digunakan juga untuk memperkuat hubungan keluarga dalam family therapy. Menurut desertasi, Afiatin (dalam Ancok, 2003:3) dikatakan bahwa outbond dapat digunakan untuk penangkalan penggunaan obat terlarang (narkoba). Afiatin menemukan bahwa penggunaan metode outbond dapat meningkatkan ketahanan terhadap godaan untuk tidak menggunakan narkoba.
Selain itu, dilaporkan pula kegiatan di dalam outbond training dapat meningkatkan perasaan hidup bermasyarakat (sense of community) di antara para peserta perlatihan.
Metode outbond telah pula digunakan untuk membangun modal sosial. Modal sosial adalah “jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencari solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka”.
Metode outbond telah pula digunakan untuk membangun modal sosial. Modal sosial adalah “jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencari solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka”.
Outbond itu ada yang menyebut singkatan dari Out of Boundaries, yang bila diterjemahkan bebas menjadi menembus batas. Ya menembus batas, karena dalam outbond kita diharuskan dapat menembus dinding pemisah antarsuku, ras agama, dan golongan sehingga didapat keakraban yang kompak.
Outbound adalah kegiatan yang dilakukan di alam bebas, dengan permainan. Di dalamnya terdapat berbagai filosofi, simulasi kehidupan, olah pikir, studi kasus, bermain peran, dan praktik langsung dengan pendekatan melalui pengalaman (experiential learning), dan penuh dengan kegembiraan (Ganet, 2006: 1).
Outbond adalah suatu campuran perlatihan fisik dan mental bagi sekumpulan orang yang bertujuan untuk menyamakan pola pikir dan pola kerja sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja.
Ada pula yang menafsirkan outbond secara perkata, yaitu out yang artinya keluar dan bond yang artinya ikatan. Jadi keluar menuju alam bebas dan saling punya keterikatan, baik dengan alam maupun rekan satu tim.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa outbond atau program outbound anak adalah suatu kegiatan yang (biasanya) dilakukan di alam terbuka serta dilakukan dengan berkelompok dan bertujuan untuk menjalin team work serta membangun cinta kepada alam.
Adapun prinsip outbound atau kegiatan alam bebas sebagai berikut:
- alam ( hutan – laut ) digunakan sebagai sumber belajar ;
- didalamnya terdapat simulasi kehidupan dalam skala mikro ;
- memperoleh pengalaman sebelum apa yang dilakukan itu namanya apa ;
- mendapatkan kegembiraan dan kesenangan ;
- mendapatkan tantangan untuk mengaktualisasikan diri ;
- mencoba sesuatu yang baru dengan bereksperimen ;
- berintergrasi dengan kelompok ;
- peserta sebagai subjek bukan objek ;
- pendidik sebagai fasilitator/pemandu kegiatan ;
- kegiatan ini terpola atau terstruktur dengan baik.
Perlatihan dengan program outbound anak dengan media outdoor memberikan beberapa nilai tambah, metode ini terbukti efektif. Karena berbeda dengan pelatihan indoor yang konvensional dan hanya menyentuh aspek kognisi saja.
Dasar pendekatan untuk perlatihan outbound adalah outdoor activities. Perlatihan dengan media outdoor memberikan beberapa nilai tambah, metode ini terbukti efektif . Karena berbeda dengan perlatihan indoor yang konvensional dan hanya menyentuh aspek kognisi saja.
Melihat keuntungan yang diharapkan, outbond merupakan suatu usaha yang sangat bermanfaat karena bertujuan membina kerjasama, namun pengolahan latihan fisik dan mental yang akan dilaksanakan tentunya harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan, usia, jabatan peserta, dan tujuan perlatihan.
Yang terpenting untuk memulai outbond sebelum memasuki tahap pertama, yaitu tahap pembentukan pengalaman, diperlukan penelitian terdahulu tentang kebutuhan perlatihan.
Sesudah diadakan penelitian pendahuluan diharapkan materi perlatihan (kurikulum) dapat disusun dengan baik dan permainan yang dipilih dapat disesuaikan dengan tujuan dari outbond itu sendiri. Karenanya keadaan akan menjadi sangat mengganggu dan merugikan, apabila kegiatan yang disusun justru bertentangan dengan kebutuhan.
Beberapa manfaat outbond anak untuk siswa adalah sebagai berikut :
- untuk pengembangan team building, dengan syarat peserta yang ikut bekerja dalam sebuah tim atau bagian yang sama ;
- pengembangan kepemimpinan, tidak semua level dari siswa, lembaga pendidikan atau
- perusahaan tersebut disertakan dalam kegiatan outbond ;
- pengembangan budaya organisasi ;
- pengelolaan perubahan ;
- perencanaan strategic ; dan
- pengembangan diri.
Dalam kegiatan outbound tentunya sangat cocok untuk diterapkan pada berbagai kelompok usia. Paradigma pembelajaran yang diterapkan adalah :
- berpusat pada peserta ;
- mengembangkan kreativitas peserta ;
- kondisi menyenangkan ;
- mengembangkan beragam kemampuan ;
- menyediakan pengalaman belajar yang beragam ;
- belajar melalui berbuat konstekstual ;
- pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia kembali ;
- meliputi tiga kelompok belajar yaitu ; kesadaran magis, kesadaran naif, kesadaran kritis. ( Suyatno, 2006 : 2 )
Berhasil dalam proses belajar mengajar di sekolah, sangat dipengaruhi kepercayaan diri, kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut berkaitan erat dengan Intelegensi Emosi (Emotional Intelegence).
Para pakar banyak berpendapat bahwa sukses dalam karir banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional dibandingkan kecerdasan intelektual. Olah karena itu upaya mengembangkan kecerdasan emosional mendapat perhatian yang semakin besar.
Jadi meskipun dalam kegiatan outbond hanya dilakukan dengan bermain dengan tingkat kesulitan yang berbeda, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan outbond merupakan salah satu kegiatan yang cocok untuk pengembangan kepribadian anak siswa sekolah dasar.
Hal ini disebabkan oleh karakter anak siswa sekolah dasar yang menyukai permainan. Perlu diketahui bahwa Outbond merupakan sarana yang digunakan untuk melatih dan membentuk karakter dan kepribadian anak.
Semua manfaat dari mengikuti outbound tersebut dapat ditemukan Outbound Pacet Nah sekarang, tunggu apa lagi., dengan beragam manfaatnya, yuk ajak anak2 kita untuk menambah pengalaman melalui program outbound anak.
Info harga dan lokasi chat whatsapp atau call kami di 0821 3106 5873